Jumat, 25 Maret 2016

Zat Adiktif dan Psikotropika Macam-macam Zat Adiktif dan Psikotropika


Penggunaan zat adiktif dan psikotropika harus sesuai dengan aturan yang ada. Bila tidak, dampak buruk dapat saja terjadi pada pemakai dan lingkungan yang ada sekitarnya.
1. Zat adiktif

Zat adiktif adalah zat yang penggunaannya bisa menyebabkan ketergantungan fisik dan juga mengalami ketergantungan psikologis berkepanjangan (drug dependence). Yang masuk ke dalam golongan zat adiktif, diantaranya narkotika, yakni zat atau obat yang dapat berasal dari tanaman dan bukan dari tanaman, baik itu yang sintetik dan semisintetik yang dapat berakibat pada penurunan dan perubahan kesadaran, dapat mengurangi dan bahkan dapat menghilangkan rasa sakit, serta bisa menyebabkan ketergantungan.

a. Ganja

Ganja sering disebut juga mariyuana adalah salah satu zat adiktif narkoba yang masuk golongan kanabionoid. Ganja ini dibuat dari bahan seperti daun, biji, bunga, dan ranting muda dari tanaman mariyuana atau cannabis sativa yang dikeringkan.
Penyalahgunaan ganja dapat dilihat dari rasa gembira dan tertawa sendiri tanpa sebab yang jelas, lemah dan santai, sering bicara sendiri, menurunnya pengendalian diri, mengantuk serta menguap, tapi susah untuk tidur, mata terlihat merah dan badan menjadi kurus karena susah untuk makan. Dapat dilihat juga beberapa pertanda gejala yang muncul karena putus obat ganja, seperti sulit tidur, hiperaktif, dan nafsu makan hilang. Sedangkan tanda dari overdosis, seperti merasa ketakutan, tidak teraturnya denyut nadi, menurunnya daya pikir, tidak teraturnya napas, dan mengalami gangguan jiwa.

b. Opium

Jenis narkotika ini masuk ke dalam golongan opioida, sering disebut juga dengan istilah candu, heroin, morfin, atau putau. Opium ini berasal dari getah buah mentah pavaper sommiverum.
Penggunaan opium banyak dimanfaatkan untuk menghilangkan rasa yang disebabkan luka atau pada penderita kanker membantu untuk menghilangkan rasa nyeri. Opium ini dapat menyebabkan kecanduan jika digunakan dalam dosis berlebih, sehingga dapat mengakibatkan kematian. Jika pemakaiannya tidak sesuai aturan dapat menyebabkan rasa mengantuk, mengalami rasa gembira yang berlebih, sering bicara sendiri, lebih cenderung membuat kerusuhan, mengalami nafas yang berat serta terasa lemah, mengecilnya ukuran pupil mata, merasa mual, sulit BAB, dan kesulitan berpikir.
Bila obat ini diputus pemakaiannya, dapat menimbulkan beberapa hal seperti berikut: banyak menguap, kepala rasanya berat, hidung berair, mata basah, nafsu makan hilang, cepat lelah, kejang-kejang dan tubuh terasa menggigil. Jika penggunaannya tidak sesuai dosis yang dianjurkan atau melebihi dosis, dapat menyebabkan beberapa hal sebagai berikut: tertawa yang kurang wajar, kulit lembab, napas tersengal-sengal atau pendek, dan bisa menyebabkan kematian.

c. Kokain

Kokain merupakan salah satu jenis golongan narkotika. Kokain berasal dari ekstraksi daun erythroxylum coca atau daun tanaman koka. Zat ini dapat digunakan untuk pembius (anaestetik) dan mempunyai efek yang dapat merangsang jaringan otak sentral. Seseorang yang memakai zat ini akan mengalami bertambahnya detak jantung, suka bicara, rasa gembira yang dapat menyebabkan kegelisahan dan gaduh, nyeri pada perut, muntah, dan mual. Sama halnya dengan jenis narkotika yang lain, jika digunakan dalam dosis tertentu dapat menyebabkan kematian.

d. Sedativa dan Hipnotika (Penenang)

Zat penenang atau sedative hipnotika sering digunakan dalam dunia kedokteran, contoh obat ini yaitu pil KB dan magadon. Jika zat ini dipakai dalam dosis kecil berguna untuk menenangkan, namun jika digunakan dalam dosis banyak dapat menyebabkan pemakainnya tertidur.
Gejala yang timbul atas pemakaian obat ini adalah rasa gelisah, mengamuk dan kemudian mengantuk, malas, menurunnya daya pikir, lambatnya bicara dan tindakan. Bila sudah mengalami kecanduan dan pemakaiannya diputus maka akan memicu timbulnya gejala gelisah, sulit tidur, muntah, gemetar, berkeringat, kejang-kejang, naiknya tekanan darah, denyut nadi menjadi cepat.
Bila penggunanya overdosis, dapat menimbulkan gejala gelisah, turunnya kendali diri, banyak bicara namun tidak jelas, senang bertengkar, sempoyongan, napas menjadi lambat, turunnya kesadaran, pingsan, bahkan yang lebih berbahaya dapat menyebabkan kematian jika digunakan melebihi dosis tertentu.

e. Nikotin

Pada saat merokok, nikotin yang dihisap dapat menyebabkan denyut jantung dan tekanan darah menjadi meningkat, risiko terkena kanker paru-paru karena mempunyai sifat karsinogenik, kaki rapuh, melebarnya gelembung paru-paru atau emphysema, katarak, mempunyai risiko untuk terserang penyakit jantung koroner, gangguan kehamilan dan kemandulan.

f. Alkohol

Alkohol dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian dari sejumlah bahan, misalnya beras ketan, perasan anggur, dan singkong. Sudah cukup lama alkohol ini dikenal oleh masyarakat. Salah satu pemanfaatan alkohol digunakan untuk mensterilkan peralatan yang dipakai dalam kedokteran.
Gejala yang muncul atas penggunaan alkohol, yaitu rasa gembira, turunnya pengendalian diri, dan muka terlihat kemerahan. Bila seseorang sudah mengalami kecanduan minuman keras dan kemudian pemakaiannya dihentikan dapat menimbulkan gejala gemetar, kejang-kejang, muntah, sulit tidur, serta gangguan jiwa. Bila mengalami overdosis akan menyebabkan beberapa gejala seperti gelisah, tingkah laku yang kacau, turunnya kendali diri, suka bicara sendiri.

2. Psikotropika

Psikotropika sendiri merupakan zat atau obat, baik itu yang alamiah ataupun sintetik, tapi bukan narkotika yang berguna sebagai psikoaktif yang mempunyai pengaruh selektif dalam susunan syaraf pusat yang dapat menimbulkan perubahan khas aktivitas mental serta perilaku.
Hampir semua zat adiktif masuk dalam psikotropika, namun tidak semua psikotropika dapat menyebabkan ketergantungan. Berikut ini ada beberapa golongan psikotropika yang tidak menyebabkan kecanduan atau ketergantungan, seperti Lysergic Acid Diethylamide (LSD) dan amfetamin. Namun kedua golongan psikotropika ini sering disalahgunakan dan penyalahgunaan itu semakin meluas.

a. Lysergic Acid Diethylamide (LSD)

LSD adalah zat psikotropika yang dapat memicu timbulnya halusinasi atau mempunyai pandangan semu terhadap sesuatu benda yang kenyataanya tidak ada. Pemanfaatan zat ini sering digunakan untuk membantu pengobatan mereka yang mengalami sakit ingatan atau gangguan jiwa. Cara kerja dari zat ini adalah membuat otot-otot yang tegang menjadi rileks kembali. Biasanya obat ini sering disalahgunakan oleh mereka yang mengalami ketegangan jiwa dan frustasi.

b. Amfetamin

Sering sekali kita mendengar pemberitaan yang ada di media massa terkait dengan penjualan barang-barang yang dilarang, contohnya shabu dan ekstasi. Shabu dan ekstasi dihasilkan dari sintetis zat kimia dan sering disebut dengan amfetamin.
Dapat kita simpulkan zat psikotropika dari shabu dan ekstasi bukan berasal dari tanaman tetapi dari hasil sintetis. Beberapa gejala yang dapat timbul dari pemakaian zat-zat tersebut, seperti percaya diri, siaga, euphoria atau perasaan gembira yang berlebihan, tidak mudah capek, tidak mempunyai nafsu makan, banyak bicara, berdebar-debar, menurunnya tekanan darah, dan napas menjadi cepat.
 Gejala-gejala yang dapat timbul jika mengalami overdosis, seperti jantung menjadi berdebar-debar, mengamuk, panik, naiknya tekanan darah, paranoid, pendarahan otak, kejang, suhu tubuh tinggi, ujung-ujung saraf rusak, dan bisa menyebabkan kematian. Bila sudah mengalami kecanduan, dan pemakaiannya dihentikan dapat menyebabkan beberapa gejala seperti: apatis, lesu, tidur berlebih, cepat tersinggung, depresi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar